Senin, 02 Maret 2009

IPTEK

INVERTABRATA

1. Euglena
Nama Latin: Euglena
Phylum: Protozoa
Sub Phylum: Sarcomastigophora
Ordo: Euglenida
Family: -
Genus: Euglena
Species: Euglena viridis
Kelas: Phytomastigophorea
Nama Daerah: -
Pernapasan:
Makanan,apakah hasil pengumpulan atau menghasilkan sendiri dari lingkungan sekitar, digunakan untuk pengumpulan senyawa-senyawa yang dibutuhkan dalam pertumbuhan, dan perbaikan. Pengumpulan senyawa-senyawa protoplasmic dan aktivitas fisik organisma memerlukan energi. Kebanyakan Protozoa, pelepasan energi adalah aerobic, membutuhkan penggunaan oksigen sebagai penerimaan terakhir hidrogen. Beberapa, bagaimanapun energi dikeluarkan, tidak bergantung pada lingkungan, dapat terjadi. Dalam Protozoa tidak terdapat organ spesial untuk pernafasan. Mempelajasri pernafasan adalah persoalan yang luas dalam pertukaran pernafasan, penghirupan oksigen dan pelepasan karbon dioksida, dan gambaran tentang biokimia dari mekanisme yang rumit dalam aerobik dan anaerobik pelepasan energi.
Habitat:
Euglenophytes dapat ditemukan di habitat air tawar dan melimpah di daerah ini, seperti di kolam peternakan atau parit saluran air, yang mengkonsumsi kotoran binatang.
Pencernaan:
Untuk mendapatkan makanan, Protozoa menggunakan cara yang bervariasi. Yang paling populer adalah membuat sendiri, mencuri, makan di sana-sini, berburu dan menangkap dengan perangkap. Sebagian kecil Protozoa harus bertindak seperti buruh tambang, dan beberapa diupah seperti teknisi spesial.
Reproduksi:
Reproduksi pada Euglena dilakukan dengan pembelahan membujur pasangan. Bagian inti menggunakan tempat dalam membran inti. Chromatin, dalam bentuk pasangan helaian-helaian chromomeras pada tingkat vegetatif, bentuk-bentuk pasangan chromomeras masing-masing yang bercabang membujur menjadi dua. Endosome menjadi mengerut dalam dua, rata-rata dalam bagian yang sama. Tubuh intranuclear juga terbagi menjadi dua. Tubuh mulai terbagi pada bagian akhir anterior. Flagellum lama tetap menahan setengah, dimana flagellum yang baru diperkuat oleh flagellum yang lain.Tiap kali divisi mengambil tempat ketika hewan ini dalam kondisi encyst.
Kadang-kadang euglenae ditemukan hampir telah berbentuk bola dan dikelilingi oleh sebuah gelatinous penutup yang cukup tebal dimana mereka telah dikeluarkan. Seperti seekor hewan dapat dikatakan menjadi encyst. Dalam kondisi ini periode musim kemarau berhasil dilalui; hewan menjadi aktif ketika air kembali dijumpai. Biasanya dalam perkembangbiakan diambil ke laboratorium banyak ditemukan kista pada bagian sisi-sisi. Sebelum encystment flagellum melepaskan diri, satu yang baru diproduksi ketika aktifitas kembali dimulai. Satu kista biasanya memproduksi dua euglena, meskipun ini dapat mempagi ketika masih dalam dinding kista yang lama untuk membuat empat semua.

Penelitian khusus telah merekord sebanyak 32 flagellated euglena yang melepaskan diri dari satu kista. Pembelahan terjadi hanya selama jam di kegelapan pada keadaan luar biasa; bagaimanapun, perpaduan unsur pokok protoplasma terjadi hanya selama jam pencahayaan dengan replikasi pembatasan DNA ke bagian isi pada jam itu.
2. Hydra
Nama Latin: Hydra oligactis
Phylum: Coelenterata (Cnidaria)
Sub Phylum: -
Ordo: Hydroida
Family: -
Genus: -
Species: Hydra oligactis
Kelas: Hydrozoa
Nama Daerah: Tidak diketahui.
Pernapasan:
Respirasi terbentuk oleh permukaan umum dari epidermis dan gastrodermis.
Habitat:
Hydra adalah metazoan sederhana milimpah di air tawar, kolam dan sungai.
Pencernaan:
Pada sebagian besar Coelenterata, makanan ditangkap dengan tentacle, sengatan dengan cnidocyte, kemudian dipindahkan ke mulut dan rongga gastrovascular dalam awal pencernaan extracellular. Ini diikuti dengan pencernaan intracellular sebagai molekul dan partikel makanan disalurkan oleh arus ciliary pada rongga gastrovascular kemudian pembelahan dalam dengan sel-sel gastrodermal. Makanan yang tidak tercerna terexocytos ke rongga gastrovascularkemudian dibuang melalui mulut, yang juga merupakan anus. Pembentukan kembali deretan cnidocyte pada tentacle.
Reproduksi:
Reproduksi pada Hydra secara sexual dan asexual. Reproduksi Asexual melalui pucuk-pucuk yang dibentuk pada induknya. Mereka mirip dan hydra kecil. Gonad, atau organ sexual, dapat dibentuk pada induk hydra pula. disini terdapat salah satu ovarie atau testes yang memproduksi telur-telur atau sperma oleh meiosis.
3. Sea spider
Nama Latin: Anoplodactylus lentus
Phylum: Arthropoda
Sub Phylum: Chelicerata
Ordo: -
Family: Phoxichilidiidae
Genus: -
Species: Anoplodactylus lentus
Kelas: Pycnogonida
Nama Daerah: Tidak diketahui.
Pernapasan:
Tidak memiliki organ pernafasan.
Habitat:
Pycnogonid, atau sea spider (laba-laba laut), berbentuk kecil, benthic, arthropod laut, dengan ukuran menyerupai laba-laba sesungguhnya, dimana mereka mungkin hanya berhubungan renggang.
Pencernaan:
Pencernaan bersifat intraselular.
Reproduksi:
Reproduksi dioecious, pembuahan secara eksternal dan untuk sexual secara dimorphisma cenderung tipis. Larva protonymphon dengan tiga pasang tambahan dan usus yang tersembunyi.

4. Octopus
Nama Latin: Octopus vulgaris
Phylum: Mollusca
Sub Phylum: -
Ordo: Octopoda
Family: Octopodidae
Genus: -
Species: Octopus vulgaris
Kelas: Cephalopoda
Nama Daerah: Gurita
Pernapasan:
Sistem pernafasan pada octopus terdiri dari dua cabang insang pada rongga mantle.
Habitat:
Octopus vulgaris dapat ditemukan di dunia luas di perairan tropical dan perairan semitropical. Disana terdapat banyak spesies dan tinjauan taxonomi dari variasi pada spesies ini.
Pencernaan:
Octopi menangkap makanan mereka dengan menggunakan penyedot berbentuk mangkok pada tentacle. Mereka memakan mangsa dengan menarik memisahkan dan memakannya dengan paruhnya.
Reproduksi:
Sistem reproduksi octopi adalah sex terpisah (jantan dan betina) dan fertilisasi terjadi internal. Pada beberapa spesies, yang jantan dapat dibedakan oleh adanya modifikasi alat penghisap piringan sendi pada salah satu ujung lengannya. Modisikasi lengan ini digunakan untuk menngerakkan kantong sperma dari dalam rongga mantel dan memasukannya ke dalam rongga mantel betina. Dalam dua bulan setelah kawin, yang betina menyelamatkan helaian kelompok telur ke langit-langit sarangnya. Sejumlah telur ditetaskan oleh betina sangat bermacam-macam tergantung spesies menetaskan telurnya.

5. Ascaris lumbricoides
Nama Latin: Ascaris lumbricoides
Phylum: Aschelminthes
Sub Phylum: -
Ordo: Ascaroidea
Family: -
Genus: -
Species: Ascaris lumbricoides
Kelas: Nematoda
Nama Daerah: Cacing gelang
Pernapasan:
Adaptasi pernafasan dengan cara sistem enzim jelas terlihat pada nematoda. Siklus kreb telah teridentifikasi pada beberapa nematoda, tetapi hal ini tidak terdapat pada Ascaris. Oksidasi cytochrome-cytochrome tidak terdapat pada Ascaris, meskipun terdapat sistem serupa. Respirasi Anaerobik karbohidrat melepaskan variasi produk akhir dan beberapa nematoda melepaskan komplex yang mengagumkan lima dan enam asam karbon yang sulit untuk dijelaskan.

Penambahan oksigen pada lingkungan mengurangi output asam organic, pada beberapa nematoda, asam memiliki sedikit pengaruh pada yang lainnya, khususnya bentuk parasit seperti Ascaris. Pernafasan detail dari jenis ini dipengaruhi beberapa sistem lain. Dalam tidak terdapatnya siklus kreb atau substitusinya, nematoda tergantung pada pembebasan energi anaerobik.

Hal ini cenderung menjadi tergantung pada karbohidrat dan untuk memfermentasikan mereka pada pola metabolik menyerupai fermentasi yang terlihat pada tanaman. Hal ini khususnya cenderung untuk glycogen biji dan sangat tergantung pada glycosis. Dan semua yang tersebut di atas, seperti yang didapat tetapi sebagian kecil dari ketersediaan energi dari makanannya, harus memproses sejumlah besar material, pengaruh ini kebiasaan dalam makan.
Kelenturan metabolic yang dipelajari dalam beberapa bentuk telah memperlihatkan gambaran penyesuaian yang telah banyak dilakukan dengan sukses pada nematoda sebagai kelompok.
Habitat:
Ascaris lumbricoides adalah cacing gelang parasit pada usus manusia.
Pencernaan:
Sedikit, jika ada, pencernaan intracellular terjadi. Detail dari proses pencernaan tidak diketahui baik. Ungkapan Microvilli thickly permukaan dalam usus Ascaris, dan tonjolan secretory dapat terlihat pada phillum carnivorous, didiskusikan lebih jauh. Beberapa nematoda adalah tumbuhan parasit dan lainnya phytophagus. Proses makan pada Ascaris biasanya sangat cepat, dan material tertahan pada usus selama beberapa menit. Tidak mungkin pencernaan terjadi pada sistem pencernaan sendiri, dan terlihat jelas bahwa sejumlah besar makanan yang tidak tercerna tidak terserap. Makanan tersimpan dalam dinding usus.
Reproduksi:
Organ reproduksi pada jantan adalah gulungan single testis menyerupai benang, dari mana vas deferens memanjang ke saluran yang lebih lebar, seminal vesicle; ini diteruskan dengan pembuluh pendek muscular ejaculatory yang berlubang ke dalam cloaca.

Pada betina terdapat sistem reproduksi berbentuk Y. Masing-masing cabang Y terdiri dari satu gulung ovary menyerupai benang yang bersambungan dengan saluran yang lebih besar, uterus. Uteri dari dua unit cabang ke saluran pendek muscular, vagina, yang berlubang ke bagian luar melalui genital aperture atau vulva. Fertilisasi terjadi pada uterus.
Peranan:
Ascaris pathogenic pada manusia. Ketika sejumlah besar larva melewati peradangan paru-paru dimulai dan penyamarataan pneumonia dihasilkan. Cacing dewasa mungkin terdapat pada usus sejumlah besar sebagai gangguan pada usus dan gejala gugup dapat terlihat sebagai hasil dari sekresi zat beracun oleh cacing.

Untungnya beberapa obat tersedia untuk dengan mudah menghilangkan cacing; yang terbaik dari hal ini adalah piperazine citrate dan hexyl resorcinol. Ascaris pada dasarnya adalah penyakit pada anak-anak di Amerika Serikat, tetapi persentase yang tinggi dari orang-orang dewasa di beberapa negara lain dapat terinfeksi. Pelajaran di negara ini telah terlihat bahwa gangguan terutama sekali pada keluarga dimana anak-anak dibiarkan mengotori dengan tanah dekat rumah merera.

Di bawah kondisi ini tanah banyak mengandung telur embryo yang menemukan jalan menuju ke mulut anak-anakmelalui tangan yang kotor. Infkesi dapat dicegah dengan mudah dengan menjalankan hidup sehat.

6. Epiphanes senta
Nama Latin: Epiphanes senta
Phylum: Aschelminthes
Sub Phylum: Trochelminthes
Ordo: Monogononata
Family: -
Genus: -
Species: Epiphanes senta
Kelas: Rotifera
Nama Daerah: Tidak diketahui.
Pernapasan:
Tidak terdapat sistem respirasi.
Habitat:
Rotifer banyak terdapat pada plankton air tawar. Mereka tetap lebih banyak terdapat pada permukaan tanaman air dan puing-puing. Mereka mencapai kelimpahan terbesar mereka dalam angka di celah-celah basah pasir pantai. Mereka konsumen penting yang utama pada ekosistem air.
Pencernaan:
Makanan dicerna pada kelenjar perut. Partikel yang tidak dicerna dilewatkan melalui usus ke dalam cloaca dan keluar lubang clocoa.
Reproduksi:
Reproduksi pada rotifera adalah terpisah. Betina memiliki indung telur dimana telur timbul, kelenjar kuning telur, yang menyuplai telur dengan kuning telur dan oviduct, yang membawa telur ke dalam cloaca. Dari sini telur mencapai exterior melalui lubang cloacal. Jantan biasanya lebih kecil daripada yang betina, dan seringkali menurun. Mereka memiliki testis yang menghasilkan spermatozoa, dan penis untuk memindahkan spermatozoa kepada betina.
Peranan:
Tidak ada keterangan.

7. Fasciola hepatica
Nama Latin: Fasciola hepatica
Phylum: Platyhelminthes
Sub Phylum: -
Ordo: Digenea
Family: Fasciolidae
Genus: -
Species: Fasciola hepatica
Kelas: Trematoda
Nama Daerah: Tidak diketahui.
Pernapasan:
Pada Fasciola hepatica tidak terdapat sistem pernafasan.
Habitat:
Meskipun biasa terdapat diOrient, tidak terdapat di Western Hemisphere. Fasciola hepatica hidup pada hati domba.
Pencernaan:
Pada Trematoda terdapat semacam kantong usus dengan single lubang , dimana menjalani sebagai mulut dan anus. Dalam bentuk simpel usus tidak bercabang tetapi pada yang lain, percabangan terjadi yang dapat menembus ke semua bagian tubuh hal ini membuat sistem sirkulasi tidak diperlukan.
Reproduksi:
Tidak ada keterangan.
Peranan:
Fasciola hepatica hidup pada hati domba.

8. The vinegar ell
Nama Latin: Turbatrix aceti
Phylum: Aschelminthes
Sub Phylum: -
Ordo: Rhabditoidea
Family: -
Genus: -
Species: Turbatrix aceti
Kelas: Nematoda
Nama Daerah: Roundworm Cacing gelang
Pernapasan:
Nematodes tidak mempunyai organ pernafasan yang spesial. Haemaglobin terjadi pada cairan perivisceral beberapa parasitik nematoda. Ini terbentuk dengan terang oleh organisme, selama ini berbeda dari haemoglobin tuan rumah, dan haemoglobin dari sifat yang berbeda kadang-kadang terjadi pada dinding tubuh dan cairan perivisceral.
Habitat:
Nematoda mempunyai penyebaran yang sangat luas dan terdapat dalam jumlah yang besar, keduanya bila memperhatikan spesies dan masing-masing individual, pada tanah, air tawardan laut, dan sebagai parasit pada tanaman dan hewan.
Pencernaan:
Sistem pencernaan adalah sederhana. Mulut pada ujung anterior , biasanya dikelilingi oleh bibir atau papillae. Mungkin terdapat gigi untuk mengunyah jaringan tumbuhan atau daging hewan makanan nematoda. Rongga buccal berbentuk tubular, berbentuk corong, atau meluas menjadi bentuk kapsul cangkir disesuaikan untuk menghisap.
Kerongkongan adalah tiap pembuluh berdinding tipis, atau tebal dan berotot, dan biasanya mempunyai satu benjolan atau perlengkapan valvular dimana ini berhubungan dengan usus. Usus adalah pembuluh sebenarnya dari sel-sel epithelial. Ini terpotong di ukuran pada ujung posterior pada betina, menjadi rectum. Pada jantan usus dan pembuluh genital terbuka ke dalam cloaca. Lubang dubur adalah pada permukaan perut dekat dengan ujung posterior.
Reproduksi:
Organ reproduksi jantan terdiri dari pembuluh testicular, seminal vesicle, lubang kulit genital , sepasang spicules, dan potongan tambahan. Organ reproduksi jantan terdiri dari saluran ovarian, seminal receptacle, uterus, vagina dan vulva.
9. Clonorchis sinensis
Nama Latin: Opisthorchis sinensis (Clonorchis sinensis)
Phylum: Platyhelminthes
Sub Phylum: -
Ordo: Digenea
Family: Opisthorchidae
Genus: -
Species: Opisthorchis sinensis (Clonorchis sinensis)
Kelas: Trematoda
Nama Daerah: Cacing pipih/ cacing pita
Pernapasan:
Tidak terdapat sistem pernafasan.
Habitat:
Meskipun terdapat di orient, tetapi tidak terdapat di Western Hemisphere.
Pencernaan:
Sistem pencernaannya sederhana. Mulut terbuka kedalam kerongkongan pendek, yang menghubungkan ke saluran pendek yang lain, esophagus. Usus terdiri dari dua cabang, yang satu memperpanjang dari dekat anterior ke ujung posterior dalam tiap sisi tubuhnya.
Reproduksi:
Organ reproduksi trematoda komplex dan daur hidup biasanya melibatkan beberapa tuan rumah yang berbeda, yang berakibat dalam penambahan kekuatan dari reproduksi. Reproduksi dari sebagian besar keturunan diperlukan dalam hewan parasit kerena kesempatan suatu individual akan mencapai tuan rumah baru agak enteng.

Sebagian besar trematoda hermaphrodit. Telur dari satu cacing mungkin dibuahi oleh spermatozoa dari cacing yang sama, dengan fertilisasi silang dapat terjadi. Larva yang ditetaskan dari telur trematoda ectoparasitic adalah berupa cilia dan berenang kira-kira sampai mereka melekatkan diri ke tuan rumah yang baru. Trematoda endoparasitic biasanya terlewati melalui daur hidup terkomplikasi seperti pada cacing hati.
Peranan:
Opisthorchis sinensis (Clonorchis sinensis) adalah cacing hati pada manusia, dan juga terdapat pada kucing dan anjing, sebagai tuan rumah yang berfungsi seperti gudang. Hal ini dipilih seperti contoh tipe untuk trematoda karena struktur kurang spesial dari pada Fasciola hepatica, cacing pipih pada hati sapi . O. sinensis dewasa hidup di pembuluh empedu pada manusia dan menyebabkan infeksi yang dapat menyebabkan kematian.

10. Clamworm
Nama Latin: Nereis virens
Phylum: Annelida
Sub Phylum: -
Ordo: Errantia
Family: Nereidae
Genus: Nereis
Species: Nereis virens
Kelas: Polychaeta
Nama Daerah: Clamworm
Pernapasan:
Terdapat beberapa insang pernafasan yang datar.
Habitat:
Nereis virens, termasuk annelida hidup di liang pada pasir atau lumpur pantai di daerah pasang. Liang itu kadang-kadang sedalam dua feet dan tertahan dari reruntuhan oleh lapisan lendir, yang menahan bersama butiran pasir. Siang hari clamworm istirahat dalam liangnya, tapi pada malam hari mengulurkan tubuhnya dalam mencari makanan, atau barangkali meninggalkan liangnya sama sekali.
Pencernaan:
Mulut luar hingga kerongkong dimana berbentuk belalai pendek yang menonjol keluar. Ini disempurnakan dengan otot protractor dan retractor. Kerongkongan menuju ke esophagus tipis dimana terdapat kelenjar pencernaan pada sisi lain lubang ke dalamnya. mengikuti esophagus terdapat usus perut lurus sampai ke anus.
Reproduksi:
Sistem reproduksi terpisah. Tidak ada identifikasi yang tepat terdapatnya gonad, tetapi selama masa pemeliharaan ova atau spermatozoa timbul dari dinding coelom pada masing-masing segmen kecuali dekat ujung anterior.

Pada waktu ini keadaan luar cacing terlihat berbeda pada dua bagian, anterior atoke dan posterior epitoke, dimana terdiri dari gonad-gonad. Dalam keadaan khusus ini cacing disebut heteronereid. Gamete terpisah melalui nephridiopore dan fertilisasi terjadi pada air terbuka. Trochophore larva berkembang dari hasil fertilisasi telur.

11. Tapeworm
Nama Latin: Taenia solium
Phylum: Platyhelminthes
Sub Phylum: -
Ordo: Cyclophyllidea
Family: -
Genus: -
Species: Taenia solium
Kelas: Cestoda
Nama Daerah: Cacing pita
Pernapasan:
Tidak ada keterangan.
Habitat:
Semua cacing pita endoparasitic dan hampirsemua cacing dewasa hidup dalam saluran pencernaan vertebrata dan larva hidup pada jaringan vertebratata dan invertebrata.
Pencernaan:
Cestoda tidak memiliki usus dan menyerap nutriment melalui permukaan umum tubuhnya.
Reproduksi:
Cacing pita bersifat hermaphrodit. Organ reproduksi bervariasi pada perbedaan kelompok. Tiap-tiap proglottid terdiri dari satu set komplit organ betina dan jantan. Rupanya telur terbentuk dalam satu proglottid dibuahi oleh spermatozoa dari proglottid yang sama, meskipun terjadi penggabungan diketahui antara proglottid pada cacing yang sama dan pada cacing yang berbeda.
Peranan:
Cacing pita, Taenia solium, biasanya parasit, yang dewasa hidup dalam saluran pencernaan manusia.

12. Pleurobrachia
Nama Latin: Pleurobrachia pileus
Phylum: Ctenophora
Sub Phylum: -
Ordo: Cydippida
Family: -
Genus: -
Species: Pleurobrachia pileus
Kelas: Tentaculata
Nama Daerah: Tidak diketahui.
Pernapasan:
Ctenophora tidak mempunyai struktur pernafasan. Rosette sel, terdiri dari sel cilia gastrodermal double circlet , dikelilingi lubang utama dari terusan gatrovascular ke mesogloea. Fungsinya tidak diketahui. Itu mungkin excretory, dapat membantu mengatur cairan tubuh, atau dapat membantu untuk menyalurkan makanan ke mesogloea. dalam beberapa kasus, sebagian besar nitrogen dikeluarkan sebagai amonia, sepertinya dari tubuh dan permukaan coelenteron.
Habitat:
Ctenophora termasuk anggota plankton laut. Ctenophora sebagian besar melimpah dekat permukaan, tetapi juga terdapat di bagian dalam laut.
Pencernaan:
Makanan biasanya ditangkap oleh lendir permukaan, untuk membawanya ke dalam mulut dilakukan oleh cilia, atau oleh colloblast dalam tentacle.Colloblast adalah sel yang sangat khusus, tidak cukup dengan struktur sel normal. Ini ditutup oleh bahan yang lengket dan tali dengan filamen lurus. Jika ditarik karena perebutan mangsa, akan ditarik kembali oleh spiral contractile filamen.

Tentacle adalah perangkap makanan yang efektif; dia mengkerut dan makanan disapu bersih ke dalam mulut. Makanan dicerna dengan cepat di kerongkongan datar. Sebagian makanan yang sudah dicerna masuk ke dalam perut dan disirkulasikan melalui kanal gastrovascular, dimana dicerna secara intracellular.

Sisa makanan dikeluarkan melalui mulut atau keluar melalui pori-pori anal kecil pada ujung aboral. Cabang sistem gastrovascular menghubungkan bagian yang paling penting dari tubuh; letak saluran tentacular pada kaki tentacle, dan letak saluran meridional di bawah deret delapan balung.
Reproduksi:
Tidak ada keterangan.
Peranan:
Tidak ada keterangan.

13. Squid
Nama Latin: Loligo pealii
Phylum: Mollusca
Sub Phylum: -
Ordo: Teuthoidea
Family: Loliginidae
Genus: -
Species: Loligo pealii
Kelas: Cephalopoda
Nama Daerah: Cumi-cumi
Pernapasan:
Ketika cumi-cumi membutuhkan banyak energi untuk bergerak secepat yang mereka lakukan, mereka mempunyai tiga jantung. Cumi-cumi berdarah biru. Dua dari jantung mereka berlokasi dekat dengan masing-masing insangnya. Hal ini, mereka dapat memompa oksigen ke bagian tubuh yang beristirahat dengan mudah.

Cumi-cumi memiliki pokok sistem pernafasan senyawa tembaga. Hal ini berbeda dengan manusia dimana manusia mempunyai pokok sistem pernafasan senyawa besi. Jika terlalu tertutup pada permukaan dimana terdapat air panas, cumi-cumi dapat mati dengan mudah karena mati lemas.
Habitat:
Kemungkinan hidup di air dalam selama musim dingin, tetapi sekitar bulan Mei dia memasuki air dangkal untuk menetaskan telurnya.
Pencernaan:
Cumu-cumi adalah carnivora. Ini berarti pemakan daging. Tentacel yang lebih panjang menangkap mangsa. Cumi-cumi menarik makanan itu dengan tentacel yang lebih pendek ketika makanan itu terenggut dengan kekuatan seperti paruh bebek. Kemudian radula membenturkan makanan turun ke kerongkongan sehingga akan turun ke perut untuk di cerna. Radula adalah pita tanduk pada lidah.
Reproduksi:
Cumi-cumi berproduksi secara sexual. Cumi-cumi betina mengeluarkan banyak benang telur ke dalam air. Cumi-cumi jantan mengeluarkan sperma. Beberapa spesies telah dikembangkan untuk menaruh sperma di atau dalam cumi-cumi betina. Ini selalu menjadi misteri ilmu pengetahuan bagaimana telur-telur cumi-cumi didapat terbuahi.
Peranan:
Cumi-cumi adalah kebutuhan ekonomi, karena mereka digunakan sebagai makanan, dan sebagai umpan pada jaring ikan. Mereka menjadi makanan ikan kecil, Crustacea dan cumi-cumi yang lain dan dalam perlengkapan lingkaran makanan ikan lain yang besar.


TEKNOLOGI TEPAT GUNA


Alat Berondong jagung

1. FUNGSI
Meledakkan jagung butiran (beras) pada tekanan tertentu yang hasilnya bisa diolah lagi menjadi makanan ringan.

2. CARA KERJA
Tabung penampung bahan dipanasi terlebih dahulu selama 15 menit.
Masukkan jagung ke dalam tabung penampung selama kurang lebih 6 menit, sambil mengatur tekanan sesuai dengan kebutuhan jenis bahan yang digunakan (jagung atau beras, tekanan yang digunakan berbeda).
Karung penampung berondong dipasang pada tabung alat berondong jagung yang berisi bahan siap proses. Setelah semuanya siap, tutup tabung dibuka dan bahan sudah terproses menjadi berondong. Catatan: ketika tutup tabung dibuka, akan terjadi ledakan keras.
Setelah bekerja, alat dibersihkan supaya tahan lama.

3. SPESIFIKASI
Dimensi alat : P = 80 cm; L = 40 cm; T = 60 cm
Berat : 90 kg
Tenaga penggerak : Kompor minyak
Kapasitas kerja : 6 kg/jam.
Operator : 2 orang
Bahan : besi beton, besi plat, kompor, pompa.
4. KONTAK HUBUNGAN
Bagian Proyek Teknologi Tepat Guna, Balai Pengembangan Teknologi Tepat Guna, LIPI; Jl. KS. Tubun No. 5 Subang; Tel./Fax. (0260) 417348, 411478 Jakarta, Maret 2001


Sumber : Alat-Alat Teknologi Pedesaan Spesifikasi, Bagian Proyek Teknologi Tepat Guna, Balai Pengembangan Teknologi Tepat Guna, LIPI



Kincir Air Penumbuk Beras
1. PERANCANG ---
2. PENGGUNA/FUNGSI
Agroindustri pengguna adalah industri tepung beras, peternak yang meramu sendiri pakan ternaknya (penumbuk jagung)

3. SPESIFIKASI
Dimensi ---
Konstruksi Bahan untuk konstruksi adalah kayu
Rancangan Fungsional ---
Rancangan Struktural ---
Bahan ---
Kapasitas ---
Umur Alat 10 - 15 tahun (tergantung perawatan dan mutu kayu yang digunakan)

4. PRINSIP KERJA ALAT
Roda bersekat (a) diletakkan pada aliran air sehingga rida berputar. Putaran diteruskan pada batang poros (b) yang dipasang dengan lengan pengangkat alu (c). lengan pengangkat alu akan mengangkat alu secara perlahan sampai putaran mendekat 180° . Kemudian melepaskan alu sehingga alu jatuh dengan tenaga gravitasi menghantam bahan yang sedang ditumbuk di dalam lumpang kayu (d). Proses ini berlangsung terus menerus sampai bahan dianggap cukup halus. Beras yang digiling dengan cara ini biasanya harus direndam di dalam air selama 1 jam agar lebih lunak dan mudah digiling.

5. HARGA/ANALISIS BIAYA
Harga 1 (satu) unit adalah Rp. 800.000,- (tahun 2000)

6. KONTAK HUBUNGAN
Dewan Ilmu Pengetahuan, Teknologi dan Industri Sumatera Barat, Jl.Rasuna Said, Padang Baru, Padang, Tel. 0751 40040, Fax. 0751 40040 Jakarta, Maret 2001

Sumber : Teknologi Tepat Guna Untuk Agroindustri Kecil Sumatera Barat, Hasbullah, Dewan Ilmu Pengetahuan, Teknologi dan Industri Sumatera Barat, Padang, 2000.